Morallampung — Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Lampung Selatan menui sorotan. Sejumlah kalangan menilai gerbang Sumatera itu sangat potensial pada sektor-sektor strategis seperti pertanian, perikanan, industri hingga pariwisata.
Namun tatakelola dan transparansi membuat kabupaten ini tampak lambat dalam proses perkembangannya. Hal itu dikemukakan mantan Anggota DPRD Lampung Selatan Periode 2014 – 2019, Akbar Gemilang.
Putra daerah asal Kecamatan Katibung itu skeptis dengan PAD yang dianggap belum maksimal. Pada sektor pertambangan misalnya, Akbar menilai pemerintah seharusnya merinci secara gamblang nilai PAD dari sektor tersebut. Dari paparan yang jelas itu kelak bisa ditetapkan bahwa target PAD sektor pertambangan tidak terjadi kebocoran.
“Lamsel adalah penghasil mineral batuan terbesar di provinsi lampung, tetapi sampai hari ini saya belum pernah melihat data resmi yang terpublikasi dari 247 M PAD Lamsel berapakah yang didapat dari hasil pertambangan,” ujar Akbar
Sangking potensialnya sektor yang satu ini, Akbar menganalogikan kalau kebutuhan bebatuan Sumsel saja disuplai dari Lampung Selatan. Belum lagi kegiatan pembangunan yang berasal dari dana APBD/APBN Untuk provinsi lampung mambutuhkan sekitar 2,4jt ton batu setiap tahun.
“Saya rasa pemerintahan yang sekarang bisa menjadi lebih baik, dengan segala kemudahan dan juga privilage nya,” kata dia.
Selain kaya akan sumberdaya alamnya, Akbar juga mengungkapkan bahwa pertanian juga menjadi penggerak perekonomian di Bumi Khagom Mufakat. Mestinya kata dia, keberadaan ruas Tol Trans Sumatera mendorong laju pertumbuhan ekonomi bagi masyarakatnya.
“Lampung Selatan itu lumbung pangan. Kita punya padi, jagung, ubi kayu, kedelai, serta perkebunan seperti kopi, kelapa, dan karet. Perikanan dan tambak udang juga kuat, terutama di Ketapang dan Rajabasa. Ditambah lagi posisi strategis dekat Tol Trans Sumatera dan Pelabuhan Bakauheni menjadikan daerah ini pusat logistik besar.” Ungkapnya.
Masih kata Akbar, Data mencatat bahwa Pariwisata di Lampung Selatan menjadi salah satu tujuan turis domestik maupun mancanegara. Bentang pantai yang diekola secara profesional menjadi daya tarik wisatawan.
“Kita punya pantai-pantai indah seperti Merak Belantung, Minang Rua, hingga Pulau Sebesi. Potensinya luar biasa, tapi pengelolaannya belum maksimal. PAD pariwisata masih sangat kecil, dan beberapa objek wisata belum memenuhi standar keselamatan. Dalam regulasi mungkin bisa lihat apakah ada point point yang ternyata selama ini membatasi dalam berkembangnya pariwisata di lampung selatan,” jelas Akbar.
Menurutnya semua problem tersebut mesti ditopang infrastruktur yang memadai, terutama jalan. Sebab, dari 1.024 km jalan kabupaten, sekitar 230 km rusak berat dan juga jalan yang dulunya dilalui pembangunan jalan tol tetapi sampai hari ini belum diperbaiki kembali. Belum lagi kerusakan tanggul dan irigasi di Palas, Ketapang, dan Way Sulan yang membuat sawah terancam kekeringan.
Akbar juga menyoroti masih ada laporan pungli dengan berbagai macam kemasan di sekolah, fasilitas yang belum memadai, hingga angka putus sekolah yang mencapai hampir 2000an anak.
Akbar menganggap Pemerintah perlu memprioritaskan perbaikan jalan dan irigasi, meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan, serta mengelola pariwisata secara profesional.
“Kurangi kegiatan yang sifatnya seremony, lebih baik ke hal-hal yang lebih bermanfaat. Kemudian dari sektor pertambangan mineral dan batuan kurangnya pengawasan yang mengakibatkan tidak jelas nya Berapa PAD yang dihasilkan,” ucapnya.
Sebagai anak muda yang pernah berkiprah di gedung parlemen Lampung Selatan, Akbar sadar betul bahwa Lamsel punya otensi besar, tinggal bagaimana pemerintah memperkuat tata kelola dan memaksimalkan sumber daya yang ada. (*)
